semua orang butuh ruangnya sendiri
begitu pula dia
namun dinding imajiner yang terlalu tipis ini tak mampu menciptakannya
segelintir kepeduliannya akan jadi apa dia
dan mau apa dia
tak bisa diciptakan barang sekejap mata
ruang yang tercipta hanya dia dan lamunannya
ditengah2 aktifitas, diantara orang-orang hebat
sedikit kaki melayang, sekejap pula tersadar untuk menghentakkan kakinya kembali ke daratan
siapa dia dan mau jadi apa, terhenti disitu
kembali ke sejauh apa dirinya berguna untuk mereka