Kamis, 13 Oktober 2011

ingin sekali rasanya dapat bercanda dengan sesama tanpa memperlihatkan saya situ kamu dia mereka
ingin sekali rasanya terbang seperti awan putih tipis yang selalu bergelak mengelilingi cakrawala
ingin sekali rasanya meneriakkan suara hati yang paling murni
ingin sekali dapat menghirup udara yang dimau, pergi kemanapun saya melangkah, meloncat ke jurang manapun yang ingin saya terjuni
ingin sekali mempunyai sebuah rumah nyaman di pinggir danau yang teduh tanpa suara manusia
ingin sekali mendengarkan suara nyanyian alam dengan segala perhiasannya yang melengkapi satu sama lain
saya ingin belajar banyak darimu,alam
saya ingin dapat merasakan kepakan sayapmu,wahai burung
sayang ingin menghirup udara apapun sesuai yang saya inginkan,wahai katak
binasalah semua racun dan dosa dalam darah ini
binasalah saya
binasalah semesta alam
sehingga saya dapat merasakan rasanya terbang tanpa beban

Minggu, 09 Oktober 2011

malam adalah kehidupan yang paling tenang, dimana ada aku dan ragaku terselimuti kegelapan dipojokan ruang, menikmati udara dingin yang terselamatkan oleh kehangatan.
aku pernah mengalaminya, dan hingga sekarangpun masih terasa. bau bedcover yang sama dari semenjak kepindahanku dari rumah pertamaku, memulangkan memori akan keluarga yang lengkap dan tertata, setidaknya dari luar terlihat begitu.
yah, sekarang bukan persoalan aku seharusnya mendapatkan apa, sudah waktunya mengejar apa yang ingin didapat. dengan segala masalalu yang menjadi pembelajaran sebagai moral dan batin yang ditempa sedemikian rupa.
apa benar ini jalannya? begitu banyak arah jalan di peta yang kubaca, namun aku tidak mempunyai kompas.
selama ini perputaran terus berlanjut, tanpa henti. ingatan akan semua itu terus membengkak disaat sendirian. dan mungkin hanya aku yang menyadari adanya kesalahan, adanya keharusan, yang mungkin semua orang tidak akan setuju akan sebuah keputusan yang dibuat karena ketidakmampuan ataupun ketidakpantasan. beribu persepsi datang, aku tidak peduli.
mau apa sekarang dan nanti, sudah sepenuhnya ada di tangan yang sekarang kugerakkan ini.
dalam masa seperti ini, sebuah mukjizat adalah teman yang paling dinantikan,
sebuah kepastian adalah jawaban yang diharapkan,
dan sebuah perubahan menjadi lebih baik adalah makanan sehari-hari yang terus dijalankan sedikit demi sedikit hingga menjadi perubahan besar pada akhirnya
bukannya menyerah, namun sudah terbukti usaha saja ternyata belum cukup, ada faktor kesabaran dan bersyukur disana.
ada sebuah faktor yang tak terlihat namun sangat dekat dan dapat dirasakan
selama ini hanya ingkar yang dapat melupakannya, namun percayalah Dia akan selalu mengingatkanmu di alam bawah sadar